Gus Dur yang kala itu menjabat Presiden berkunjung ke Yordania. Saat di sana, Gus Dur mengundang Prabowo ke Istana Raja Yordania.
Pada saat itulah Prabowo mengutarakan niatnya untuk membesuk sang ayah. Permintaan itu dikabulkan oleh Gus Dur. Bahkan, Gus Dur turut memfasilitasi kepulangan Prabowo ke Indonesia.
Baca Juga: Ridwan Kamil Kasih Pantun Buat Kontingen Jawa Barat yang Sukses jadi Juara Umum PON Papua
Terakhir, Prabowo juga pernah bersinggungan dalam beberapa momen dengan Megawati Soekarnoputri. Megawati adalah Presiden ke-5 Indonesia dan menjadi presiden perempuan pertama Indonesia.
Dia menggantikan Gus Dur karena Gus Dur harus turun dari jabatannya karena dianggap terjerat kasus Bulog Gate dan Brunei Gate. Meskipun kasus ini dalam buku Menjerat Gus Dur tidak memiliki bukti kuat untuk menjatuhkan Gus Dur dari kursi Presiden.
Megawati praktis meneruskan sisa masa jabatan Gus Dur dan harus berkontestasi kembali untuk menjadi Presiden pada pemilu 2004. Meski kalah dari pasangan SBY-JK, Megawati kembali maju dalam pilpres 2009.
Baca Juga: Akan Dibangun Kembali, Ini Redesign Purbalingga Islamic Center
Prabowo dipilih oleh Megawati sebagai calon wakil presiden untuk pilpres 2009. Yang menarik, pada saat menjajaki susunan paslon Capres-cawapres ada perjanjian yang dibuat oleh kedua ketua umum partai ini.
PDIP dan Gerindra membuat kesepakatan yang dikenal sebagai Perjanjian Batu Tulis. Pada poin 7 perjanjian itu, Prabowo Subianto akan dicalonkan sebagai presiden pada pilpres 2014.
Namun, pada kenyataannya, perjanjian itu batal terlaksana setelah PDIP akhirnya memilih Jokowi sebagai capres yang diusung mereka. Jokowi akhirnya menjadi rival Prabowo Subianto dalam dua perhelatan Pilpres terakhir.