Lensa Purbalingga - Sholat Tarawih di bulan Ramadan adalah sholat sunah. Sholat Taraweh ini waktu pelaksanaanya setelah Sholat Isya dan dilakukan secara berjamaah di masjid.
Sholat harus dilakukan dengan khusuk dan tuma’ninah, bagaimana hukumnya jika sholat dilakukan dengan terburu-buru?
Baca Juga: Bulan Ramadan, Ini Amalan Sunah Saat Buka Puasa yang Bisa Menambah Pahala
Kata tarawih berasal dari bahasa arab yang artinya “istirahat”. Bisa dikatakan sholat tarawih adalah sholat yang santai dan penuh dengan tuma’ninah (ketenangan).
Di zaman Nabi Muhammad SAW tarawih dilaksanakan hanya 3 malam saja, hal ini sesuai dengan hadis berikut:
قُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ ثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الأَوَّلِ ثُمَّ قُمْنَا مَعَهُ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ قَامَ بِنَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنْ لاَ نُدْرِكَ الْفَلاَحَ
Baca Juga: Bulan Ramadan, Jangan Lupa Dzikir Petang dan Pagi
“Kami Sholat tarawih bulan Ramadan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam ke-23 hingga sepertiga malam pertama, kemudian kami Sholat lagi pada malam ke-25, hingga pertengahan malam, kemudian beliau mengimami kami pada malam ke-27 hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak bisa ngejar sahur.” (HR. Ahmad 18899 dan sanadnya dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Baca Juga: Batalkah Puasanya? Ketika Anda Tidur Sepanjang Hari Saat Bulan Ramadan