Pelantikan 6 DPC APTI, Suseno : Regulasi Cukai Terus Mencekik Petani Tembakau

3 Desember 2020, 20:24 WIB
Ketua DPN, Suseno melantik 6 DPC APTI di Purbalingga, Kamis 03 November 2020. /Kurniawan./

Lensa Purbalingga - Di masa pandemi Covid - 19 memukul banyak industri padat karya di tanah air, mulai dari industri makanan hingga industri hasil tembakau (IHT).

Beban pelaku IHT di Indonesia saat ini kian bertambah, setelah sebelumnya menghadapi kenaikan drastis Harga Jual Eceran (HJE) dan Cukai Hasil Tembakau (CHT) di awal tahun 2020.

Baca Juga: Peduli Korban Banjir, Satlantas Polres Purbalingga Bersama TNI Bagikan Nasi Bungkus

Produktivitas pabrikan di beberapa kota sentra tembakau yang menurun, serta berkurangnya daya beli masyarakat di tengah pandemi mengguncang banyak pabrik, khususnya pabrikan kecil dan menengah.

Sebagai salah satu sektor industri padat karya sekaligus sektor strategis domestik, IHT perlu mendapatkan perhatian pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga: KPC PEN Ajak Masyarakat Optimis Bangkitkan Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPN) APTI, Suseno saat pelantikan 6 DPC APTI, Kamis 03 Desember 2020 mengatakan, dampak regulasi cukai terus mencekik petani tembakau.

Tahun 2020 kenaikan cukai tercatat paling tinggi terhitung rerata 23% dengan rata-rata HJE naik 35%. Tak bisa dihindari faktor ini membuat harga rokok naik.

Baca Juga: Hujan Deras Guyur Purbalingga, Akses Jalan Utama Bojong - Kemangkon Terendam Banjir

Sudah barang tentu industri rokok harus melakukan efesiensi, yang berdampak pada jumlah serapan bahan baku tembakau.

"Permintaan pabrikan menurun sangat drastis, jelas ini membuat banyak petani sangat terpukul pada masa panen tahun ini," katanya.

Baca Juga: Hujan Lebat, Ratusan Rumah Warga di Desa Jetis Terendam Banjir

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabuoaten Purbalingga, Mukoddam menyampaikan bahwa luasan lahan tembakau masih kecil baru 13 hektare.

"PT GMIT menjadi bagian industri besar tembakau. Harapan setahap demi setahap, minimal budi daya tembakau menjadi alternatif petani," ujarnya.***

Editor: Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler