Lontong Cap Go Meh, Kuliner Peranakan Tionghoa Membawa Keberuntungan

- 12 Februari 2021, 11:29 WIB
Lontong Cap Go Meh.
Lontong Cap Go Meh. /Pixabay.

Lensa Purbalingga - Perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2021 di Purbalingga dirayakan dengan cara berbeda oleh warga Tionghoa.

Karena masa pandemi Covid -19, perayaan Cap Go Meh dilaksanakan dengan terbatas. Bahkan, di Kabupaten Purbalingga sementara ditiadakan.

Baca Juga: Perayaan Imlek 2021 di Purbalingga Tampak Terasa Berbeda, Seperti Apa? Ini Penjelasannya...

Perayaan Cap Go Meh biasanya dilakukan dengan melakukan kirab atau turun ke jalan raya dengan menggotong bersama - sama Kio atau usungan yang diisi arca para Dewa.

Ada juga pementasan barongsai, dan tarian tradisional Tionghoa serta Liong. Selain itu, kuliner yang selalu ada pada hari ini adalah lontong Cap Go Meh.

Baca Juga: Cabuli Empat Anak Dibawah Umur, KN Ditangkap Polisi.

Lontong Cap Go Meh adalah masakan adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa.

Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.

Baca Juga: Waduh! Nasabah Bumiputera Purbalingga Gerudug Kantor Tagih Janji Klaim

Lontong Cap Go Meh biasanya disantap keluarga Tionghoa Indonesia pada saat perayaan Cap go meh, yaitu empat belas hari setelah imlek atau tepatnya hari kelima belas bulan 1 penanggalan imlek.

Akan tetapi, kini hidangan ini juga kerap disajikan kapan saja tidak hanya ketika Cap Go Meh.

Baca Juga: Pasar Wisata Lohjinawi, “Pemudane Obah Desane Sumringah”

Penasehat Tempat Ibadah Tridharma Hok Tek Bio Kabupaten Purbalingga, dr Mulyadi memaknai Cap Go Meh sendiri hanya sekedar festival atau perayaan.

Seperti tadi saya kemukaan adalah sebuah ucapan syukur. Tapi tidak hanya ucapan syukur, tapi berupa suatu perayaan, dan perayaan itu tidak eksklusif.

Baca Juga: Berduka, Bencana Alam Tanah Longsor di Kebumen Makan Korban Jiwa

Ada Barongsai, Liong dan sebagainya. Di Purbalingga yang main liong dan Barongsai semua orang jawa, semua itu menunjukkan akulturasinya.

Demikian juga lontong Cap Go Meh itu alkuturasi juga.

Baca Juga: Pencuri Burung Merpati Senilai Puluhan Juta Rupiah Ditangkap Polisi

Lontong Cap Go Meh sendiri ada maknanya. Lontong itu panjang, mengharapkan kita supaya panjang umur. Lalu telurnya itu kan suatu harapan simbol.

"Telur itu kalau menetas kan menjadi sesuatu yang berkembang. Bumbunya warna kuning adalah Kejayaan, Kesehatan," katanya Jumat 12 Februari 2021.

Baca Juga: Miliki Tembakau Gorila, Dua Pemuda di Kebumen Ditangkap Polisi

Mulyadi menambahkan, dalam situasi dunia sedang dilanda pandemi virus corona membuat semua kegiatan kita dibatasi.

Seperti perayaan Imlek tahun ini, untuk sembahyang yang biasanya dilakukan tengah malam kita ajukan lebih awal.

Baca Juga: Tanpa Identitas, Ini Ciri - ciri Mayat Mengambang di Sungai Pekacangan

Selanjutnya untuk bersilaturahmi, kita mengikuti anjuran pemerintah secara virtual. Perayaan Cap Go Meh dan pementasan barongsai dan tari liong juga kita tiadakan.

"Kita ikuti anjuran pemerintah. Karena masih dalam situasi pandemi virus corona banyak kegiatan yang kita tiadakan," pungkasnya.***

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah