Peringatan Nuzulul Qur’an Ditengah Pandemi Covid-19 di Purbalingga

- 10 Mei 2020, 12:19 WIB
BUPATI Tiwi dalam kegiatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Dipokusumo , Sabtu(9/5)./dok humas pbg
BUPATI Tiwi dalam kegiatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Dipokusumo , Sabtu(9/5)./dok humas pbg /Tim Lensa Purbalingga/

Lensa Purbalingga - Menapaki malam ke 17 bulan Ramadhan, Pemerintahan Kabupaten Purbalingga melaksanakan peringatan Nuzulul Qur’an bersama masyarakat.

Melalui live streaming kegiatan ini diikuti juga oleh elemen tokoh di tingkat kecamatan, desa/kelurahan hingga individu.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan, Nuzulul Qur’an merupakan peringatan ketika kitab suci Al Qur'an pertama diwahyukan sebagai mukjizat dan petunjuk seluruh muslim di dunia.

Baca Juga: Sambut Ramadhan, Forkopimda Gelar Do'a Keselamatan Bersama dari Covid-19

Ia berharap kegiatan ini bisa membawa hikmah, serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwataala.

"Kita juga berdoa, semoga wasilah dari Al Qur'an yang juga sebagai obat atau AsySyifa, obat dari segala penyakit ini mampu menyembuhkan bumi Indonesia dan Bumi Purbalingga dari pandemi Covid-19 atau Virus Corona," ungkapnya, di Pendopo Dipokusumo, Sabtu (9/5).

Selain itu, Bupati menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, meningkatkan kedisiplinan, dan kesadaran diri akan pandemik Covid-19.

Baca Juga: Kontrak Kerja Habis, Diprediksi 34.300 Pekerja Migran Indonesia Kembali Ke Tanah Air

Di Kabupaten Purbalingga sudah ada 39 kasus positif terkena Covid-19, diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh warga masyarakat.

"Sebagaimana kesepakatan yang telah kami buat bersama jajaran Forkopimda, Kantor Kemenag, dan Tokoh Ormas Keagamaan Islam, kami menghimbau seluruh masyarakat, agar jalankan amaliyah Ramadhan di rumah, semata-mata untuk memutus mata rantai virus Covid-19 agar tidak bertambah," ujar Tiwi.

Rangkaian Peringatan Nuzulul Qur’an ini dimulai dari pemutaran Video Sholawat Li Khomsatun, Do'a penangkal wabah.

Baca Juga: Uji Coba 3 Obat Antivirus Libatkan 127 Pasien Di Hongkong, Bagaimana Hasilnya?

Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh H Rochani, Khotmil Qur’an dipimpin oleh KH Masyhudi Munir, dan tausiyah yang diisi oleh Masrukin Abdul Majid MPdI, serta Do'a bersama yang dipimpin oleh KH Roghib Abdurrahman.

Sementara itu Masrukin Abdul Majid MPdI dalam tausiyahnya menyampaikan, menafsirkan Al Qur’an tidak semudah yang dibayangkan, tidak semudah membaca dan mengerti terjemahannya sekalipun dia orang Arab.

"Untuk menafsirkan Al Qur’an di dalamnya perlu diketahui asbabun nuzul, mutlak muqoyat, tafsirul qur'an, takwilul qur'an, ada tarjamatul qur'an. Jadi tidak bisa semua orang bisa menafsirkan, menyimpulkan Al Qur’an hanya dengan membaca terjemahannya saja," katanya.

Baca Juga: PLN Tepis Isu Kenaikan Tagihan Listrik

Terkait dengan tuntunan ibadah di bulan Ramadhan selama wabah Covid-19 ini, pemerintah telah menghimbau 'BUKAN melarang sholat berjamaah', namun melarang kerumunannya.

Menurutnya sampai saat ini masih ada orang yang dengan gagahnya bilang 'orang ke masjid kok dilarang'.

"Orang ini tidak sadar, mengikuti anjuran pemerintah juga mengikuti perintah Allah. Ketika Allah memerintahkan iblis untuk sujud kepada Adam, iblis tidak mau sujud dan hanya mau sujud kepada Allah. Tapi iblis lupa bahwa sujud kepada Adam juga perintah Allah. Sama juga dengan orang yang ngeyel, mereka lupa bahwa mengikuti anjuran pemerintah juga perintah Allah," tandasnya.

Baca Juga: Tiongkok Siap Hadapi Provokasi Amerika

Oleh sebab itu, dia mengajak untuk berbaik sangka kepada pemerintah. Apa yang dianjurkan pasti baik untuk rakyatnya, kecuali jika menganjurkan untuk bermaksiat.

"Ada yang mengatakan, jika sampai mati saat nekad mengabaikan himbauan pemerintah itu mati syahid. Itu bukan mati syahid, tapi mati sangit, karena menjerumuskan diri kepada mafsadat/bahaya," ujarnya.(*)

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Humas Protokol Kabupaten Purbalingga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x