Uji Coba 3 Obat Antivirus Libatkan 127 Pasien di Hongkong, Bagaimana Hasilnya?

- 9 Mei 2020, 19:16 WIB
ILUSTRASI obat-obatan steroid. | Sumber Foto:shutterstock.com
ILUSTRASI obat-obatan steroid. | Sumber Foto:shutterstock.com /Tim Lensa Purbalingga.com/

Lensa Purbalingga - Berdasarkan uji coba yang melibatkan 127 pasien di Hongkong, tiga obat antivirus, lopinavir ritonavir, ribavirin, dan interferon beta, dapat membantu meringankan gejala sakit serta menurunkan kadar virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19 pada tubuh pasien.

Peneliti membuat perbandingan antara pasien yang hanya mengonsumsi obat HIV, lopinovir ritonavir dengan pasien yang meminum lopinovir ritonavir, obat hepatitis ribavirin, dan obat sklerosis interferon beta sekaligus.

Hasil penelitian, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal kedokteran Lancet, menunjukkan rata-rata pengguna tiga obat tersebut, tidak memiliki virus dalam tubuhnya lima hari lebih awal daripada mereka yang hanya mengonsumsi satu obat.

Baca Juga: Jahe Merah Dan Jambu Biji Berpotensi Obati Pasien Covid-19

Dilansir lensapurbalingga.com dari antaranews, pasien yang hanya mengonsumsi satu obat rata-rata sembuh dalam waktu tujuh sampai 12 hari.

"Percobaan kami memperlihatkan pengobatan lebih awal terhadap pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan menengah dengan kombinasi tiga obat antivirus tersebut dapat menekan penyebaran virus dalam tubuh pasien, meringankan gejala penyakit, dan mengurangi risiko penularan terhadap tenaga medis," kata salah satu kepala peneliti dan profesor universitas di Hong Kong, Kwok- Yung Yuen.

Ia menjelaskan, risiko penularan ke tenaga kesehatan dapat dikurangi, karena obat dapat meringankan dampak 'pelepasan virus' (viral shedding), yaitu saat ketika virus terdeteksi dan berpotensi menular ke pihak lain.

Baca Juga: Terinfeksi Covid-19, Simak Apa Saja Gejalanya

Selama uji coba berlangsung, seluruh pasien mendapatkan perawatan standar sesuai kebutuhan, di antaranya termasuk pemakaian alat bantu pernapasan (ventilator), alat bantu cuci darah, pemberian antibiotik dan kortikostreroid atau obat anti-peradangan.

Menurut Kowk-Yung Yuen, kendati temuan itu 'membawa harapan', efek tiga obat tersebut masih perlu diuji coba ke pasien dalam jumlah lebih besar dan pasien COVID-19 dengan gejala sakit parah.

Halaman:

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x