Angka Kematian Ibu dan Bayi di Purbalingga Tinggi, Ini Pesan Bupati Tiwi

- 8 Juli 2022, 21:16 WIB
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) saat acara peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) sekaligus Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, Jumat 8 Juli 2022 di kompleks objek wisata Goa Lawa Purbalingga.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) saat acara peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) sekaligus Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, Jumat 8 Juli 2022 di kompleks objek wisata Goa Lawa Purbalingga. /Kurniawan./

Lensa Purbalingga - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) berpesan kepada para Kepala Puskesmas agar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) untuk dijaga jangan sampai meningkat.

Pesan tersebut disampaikan Bupati Tiwi saat acara peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) sekaligus Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, Jumat 8 Juli 2022 di kompleks objek wisata Goa Lawa Purbalingga.

"Kematian ibu di Kabupaten Purbalingga tahun ini sudah 3, mudah-mudahan tidak meningkat. Sedangkan kematian bayi tahun ini sudah 45. Saya minta stop di angka itu," pesannya.

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Pencurian di Kantor Desa Panunggalan Purbalingga

Dalam kesempatan tersebut Bupati Tiwi juga memohon kepada Kepala Puskesmas dan Direktur RS baik RSUD maupun RS swasta untuk bergandengan tangan.

"Saya mohon bantuan sengkuyung para Kepala Puskesmas dan para Direktur RS baik RSUD maupun RS swasta untuk bergandengan tangan menurunkan AKI AKB," katanya.

Baca Juga: Pemkab Purbalingga Dapat Pendampingan Dari KPK, Ini Tujuannya

Bupati Tiwi juga mengajak kerjasama lintas sektoral agar angka stunting atau kasus kondisi gagal tumbuh anak bisa ditekan lagi.

"Harganas kali ini juga bertemakan Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting, jadi mari kita sama cegah stunting," ungkapnya.

Baca Juga: KPK Datangi Purbalingga, Ada Apa?

Lebih lanjut Tiwi menyampaikan, permasalahan stunting tidak hanya masalah gizi, bisa juga karena lingkungan tidak sehat, RTLH,tidak punya jamban.

"Pernikahan dini juga berdampak peningkatan stunting, tanpa disadari anak yang hamil di usia yang belum siap bisa berisiko stunting," ujarnya.

Baca Juga: Angkringan Illogondang Purbalingga Sajikan Menu Ekstrim Daging Bajing

Ia membeberkan angka Stunting di Purbalingga setiap tahun menurun, tahun 2017 angka stunting masih 28,7% sedangkan 2021 turun menjadi 15,7%.

Stunting merupakan hal yang penting, karena menyangkut kualitas SDM ke depan, sebab saat bonus demografi nanti sangat dibutuhkan SDM unggul. Pemerintah pusat menargetkan angka stunting nasional bisa turun menjadi 14%

"Untuk mencapai 14% kita (Purbalingga) hanya butuh effort untuk bisa menurunkan 1,7%. Mudah-mudahan dengan kita bergandengan dengan seluruh stakeholder target 14% di tahun 2024 ini bisa berhasil," imbuhnya.***

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah