Baca Juga: Wali Perkasa, Orang Purbalingga yang Berperan dalam Pembangunan Masjid Agung Demak
Kemudian, sampailah Pangeran Jambu Karang di tempat sumber cahaya tersebut. Bertapalah lagi dia di sana.
Selama pertapaannya itu, dia kemudian didatangi seorang mubaligh yang bernama Syekh Atas Angin berasal dari tempat dia datang yaitu di atas garis Khatulistiwa yang datang dari Timur Tengah.
Syekh Atas Angin sampai di tempat itu juga karena memburu sumber cahaya yang dilihatnya selepas sembahyang Subuh.
Mengetahui ada seorang pertapa di tempat itu, Syekh Atas Angin beruluk salam. Lalu bertemulah dua ahli agama ini.
“Pada saat mereka bertukar kawruh (pengetahuan), Pangeran Jambu Karang mengakui keunggulan Syekh Atas Angin. Maka, masuklah dia ke agama Islam.” Ungkap Mbah Wira yang hafal di luar kepala peristiwa itu.
Baca Juga: Concert Godbless di Purwokerto dibuka dengan Lagu Alam dan Penguasa
Namun, saat diminta mengucap dua kalimat Syahadat oleh Syekh Atas Angin, Pangeran Jambu Karang enggan.
Dia hanya bersedia mengucapkan kalimat sakral itu di Gunung Lawet, Gunung yang kini masuk ke wilayah Desa Penusupan.
Dipenuhilah permintaan itu oleh Syekh Atas Angin.