Mencari Fakta Sejarah Tokoh Perdikan Cahyana Purbalingga: Syekh Jambu Karang, Mubaligh Pertama Tanah Jawa?

- 17 September 2022, 09:07 WIB
Wirayudha saat wawancara tentang Syekh Jambu Karang dan Perdikan Cahyana Purbalingga.
Wirayudha saat wawancara tentang Syekh Jambu Karang dan Perdikan Cahyana Purbalingga. /Laksa Tiar Makmuria.

“Lalu, sesudah itu Pangeran Jambu Karang memberi wasiat; ‘di tempat ini aku melafalkan Syahadat untuk masuk Islam, dan kelak saat matiku aku minta dikubur pula dengan hormat,” tambah Mbah Wira.

Baca Juga: Deklarasi Purbalingga Zero ODOL, Ini Keluhan Para Sopir Truk

Mbah Wira menjelaskan bahwa pada saat itu penyebaran Islam juga sedang berlangsung.

Pada saat Pangeran Jambu Karang menjadi mualaf bukanlah saat pertama kali Islam masuk ke tanah Jawa.

Katanya, pemahaman soal Islam masuk pada saat Pangeran Jambu Karang mengucap Syahadat itu perlu diperbaiki. Tidak baik memiliki pemahaman seperti itu.

Kembali ke kisah pertemuan dua orang mubalig, sebagai upaya menjalin persaudaraan yang lebih erat, Pangeran Jambu Karang menikahkan Syekh Atas Angin dengan putrinya yang bernama Rubiyah Bekti.

Dari pernikahan ini lahirlah lima orang anak yaitu, Mahdum Khusen, Mahdum Medem, Mahdum Umar, Rubiyah Raja, dan Rubiyah Sari.

Kemudian, Syekh Atas Angin melanjutkan perjalanannya ke Ampel Denta, menemui anak pertamanya dari hasil pernikahan dengan Ratu dari Campa.

Tak berselang lama, Pangeran Jambu Karang meninggal dunia, dan tampuk syiar agama dilanjutkan oleh cucunya, Mahdum Khusen.

“Pada tahun 1130 M Pangeran Jambu Karang wafat. Lalu syiar agama dilanjutkan oleh cucunya dari tahun 1130 M sampai 1243 M. Perlu diperhatikan, dalam sejarah kuno jawa ada istilah ‘wiwitane ing jumeneng’ dan ’akhire jumeneng’,” kata mbah Wira.

Halaman:

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah