Menolak Direlokasi, Seorang Pria Tinggal Sendirian di Tengah Overpass

7 Agustus 2020, 22:39 WIB
Letak rumah yang berada di antara dua ruas jalan./Dailymail /

Lensa Purbalingga - Seorang warga Guangzhou, China kini tinggal tepat di tengah jalan bebas hambatan.

Pasalnya, pemerintah setempat menolak menunda pembangunan overpass yang melintasi rumah tinggalnya.

Meski telah dibujuk selama 10 tahun untuk menjual tanah miliknya, namun sang pemilik menolak tawaran tersebut.

Baca Juga: Sevilla singkirkan AS Roma dari Europa League

Baca Juga: Wolves Jadi Wakil Inggris Kedua di Babak 8 Besar Europa League

 

Tak ada kompromi, dan jadilah jembatan jalan raya tadi terbelah dan mengurung sebuah rumah mungil.

Video yang dirilis media lokal menunjukkan bangunan rumah yang terjepit di antara dua sayap Jembatan Haizhuyong yang baru dibuka di kota metropolitan Guangzhou di Provinsi Guangdong.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Galamedianews dengan judul "Terjepit Seorang Sendiri, Bandel Tak Mau Pindah Pemilik Rumah Ini Tinggal Tepat di Tengah Jalan Tol"

Dikutip lensapurbalingga.com melalui Galamedianews dari DailyMail, Jumat 7 Agustus 2020, bukan hal yang aneh di Negeri Tirai Bambu dengan adanya bangunan yang terselip di antara jalan raya.

Rumah satu lantai dengan luas 40 meter persegi dan berlokasi di tengah jalan tol empat jalur.

Berdasarkan Laporan stasiun TV Guangdong, pemilik yang bermarga Liang mengaku menolak pindah karena tawaran dari pemerintah tak sesuai keinginannya.

Hal tersebut dikenal dengan dingzihu atau rumah paku.

Semua itu terjadi karena pemilik menolak kompensasi dari pengembang ataupun pemerintah.

Rumah satu lantai dengan luas 40 meter persegi tersebut berlokasi di tengah jalan tol empat jalur.

Baca Juga: Gaji ke-13 PNS akan Cair 10 Agustus, Berikut Jumlah yang Diterima

Berdasarkan Laporan stasiun TV Guangdong, pemilik yang bermarga Liang mengaku menolak pindah karena tawaran dari pemerintah tak sesuai keinginannya.

Bahkan Liang tidak keberatan dengan konsekuensi yang dihadapinya.

Ia mengaku tak peduli dengan anggapan dan pikiran orang lain terkait keputusannya.

Baca Juga: Produk UMKM Lokal Purbalingga Masuk di Alfamart

"Orang pikir ini lokasi rumah yang buruk, tapi aku merasa tenang di rumah sendiri. Rasanya bebas, menyenangkan dan nyaman," katanya.

Sumber stasiun TV Guangdong mengatakan Liang meminta pemerintah memberinya empat apartemen, tapi hanya dua yang disetujui.

Sedangkan dalam wawancara lain yang direkam Pear Video, Liang mengklaim pemerintah menawarinya lahan pengganti di samping kamar mayat yang tentu saja ditolaknya.

Baca Juga: Tepat Hari Ini, 7 Agustus 1945 PPKI Terbentuk

Diposting di medsos rumah paku Liang langsung menjadi sensasi internet. Pemerintah distrik Haizhu, pekan lalu mengatakan viral video rumah paku Liang berawal saat pemerintah memutuskan untuk meratakan sejumlah bangunan di Jalan Huandao tahun 2010 untuk Jembatan Haizhuyong, Demikian laporan Guangzhou Daily.

Liang satu-satunya dari total 47 warga dan tujuh perusahaan yang masih bertahan.

Semua yang lainnya telah pindah pada September tahun lalu. Pihak berwenang menyebut telah menawarkan berbagai pilihan flat dan skema kompensasi tunai bagi warga tapi Liang menolak.

Baca Juga: Praktik Kawin Kontrak di Kawasan Puncak Bogor Semakin Marak, Bupati Meradang

Namun dikatakan para insinyur telah mempelajari aspek keselamatan dengan menyeluruh sebelum membangun jalan layang yang menjepit rumah paku Liang.

Pemerintah juga berjanji untuk terus berkomunikasi dengan Liang.***(Mia Fahrani/Galamedianews)

Editor: Majid Ngatourrohman

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler