Miliki Banyak Manfaat, Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Harus Jadi Kebiasaan

1 April 2021, 05:57 WIB
Cuci tangan dengan sabun. /ANTARA.

Lensa Purbalingga - Kebiasan mencuci tangan pakai sabun (CPTS) merupakan hal wajib disaat era seperti sekarang ini, bukan berati hanya budaya saja.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat mulai terlihat saat COVID 19, maka dari itu pentingnya mencuci tangan pakai sabun (CPTS) tak hanya saat ini saja tapi untuk berkelanjutan.

Harapannya setalah pandemi COVID 19 dan seterusnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun perlu dipertahakan agar menjadi kebiasaan yang sehat.

Baca Juga: Usai Terjadi Penyerangan, Polda Metro Jaya Tutup Akses Masuk Mabes Polri

Seperti yang dikatakan Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Ditjen Kesmas Kemenkes), drg. R. Vensya Sitohang, masyarakat harus senantiasa diingatkan untuk cuci tangan pakai sabun (CPTS).

Mencuci Tangan pakai sabun ( CPTS ) terutama di masa pandemi, agar pada akhirnya berubah jadi kebiasaan.

Baca Juga: Siap-siap! Didatangi Petugas Lakukan Pendataan Keluarga 2021, Ini yang Harus Disiapkan

Selain menjadi upaya menekan angka penularan COVID 19, rutin mencuci tangan pakai sabun sejak sebelum pandemi juga membantu mengurangi penyakit-penyakit yang dapat menyerang tubuh .

Salah satunya penyakit yang dapat dicegah apabila menerapkan cuci tangan pakai sabun ( CPTS ) seperti diare, penyakit kulit, hepatitis A hingga infeksi saluran pernapasan akut.

"Penyakit-penyakit itu angkanya banyak dan ada terus, ini yang harus jadi dasar mengapa CPTS harus terus berkelanjutan," kata Vensya dalam peluncuran “Panduan Pemicuan Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah Madrasah dan Masyarakat”, Rabu 30 Maret 2021 dilangsir dari ANTARA.

Baca Juga: Bupati Tiwi Minta Pembangunan SPAM Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Dipercepat

Dia menuturkan betapa krusialnya cuci tangan dengan sabun untuk membunuh kuman dalam hal memutus rantai penyebaran suatu penyakit.

Tangan yang kotor juga tidak disarankan bila dipakai untuk menyentuh mata, hidung atau mulut hal tersebut bisa memasukkan penyakit ke dalam tubuh.

Sebelum pandemi, tangan yang kotor juga bisa menularkan orang lain penyakit ketika dipakai untuk bersalaman saat bertemu.

Baca Juga: Pemerintah Tolak Kepengurusan Demokrat Versi Moeldoko, Kemenkumham: Ada Beberapa Dokumen Belum Dipenuhi

Dia menjelaskan, pemicuan cuci tangan pakai sabun, atau cara mendorong perubahan perilaku kebersihan dan sanitasi sehingga didasari kesadaran sendiri, harus digiatkan di semua lini sejak anak-anak usia dini hingga orang dewasa.

Pandemi COVID 19 telah mendorong perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik sebagai hal terpenting dalam pencegahan penyebaran virus.

Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kepatuhan masyarakat terhadap pedoman cuci tangan hanya 75,38 persen dari total 90.967 responden. Angka ini menunjukkan bahwa belum seluruh masyarakat menerapkan praktik cuci tangan pakai sabun terutama di tengah pandemi COVID 19.

Baca Juga: Mabes Polri Diserang Orang Tidak Dikenal, Tim Gegana Korps Brimob Perketat Pengamanan

Untuk itu berbagai stakeholder pemerintah maupun swasta meluncurkan “Panduan Pemicuan Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah Madrasah dan Masyarakat” pada Rabu.

Panduan itu bertujuan memicu perubahan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) sehingga perilaku CTPS dapat menjadi kebiasaan sehari-hari yang berkelanjutan, terutama dalam situasi pandemik COVID-19.

Baca Juga: Temukan Segumpal Daging Diduga Janin Bayi Ditetapkan Tersangka,Kapolres Purbalingga Dipraperadillankan

Tidak hanya ditujukan bagi masyarakat Indonesia secara umum, namun juga secara khusus bagi para pelajar dan warga sekolah.

Hal ini penting mengingat sekolah-sekolah di Indonesia telah dan akan dibuka kembali sehingga sekolah membutuhkan panduan yang tepat untuk terus mencegah penyebaran COVID 19.

Baca Juga: Mangkrak, Tiwi Anggarkan Rp 5 Milyar Untuk Pembangunan GOR Indoor Purbalingga

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, menyatakan bahwa untuk mengubah kebiasaan perilaku membutuhkan pemicuan yang terus menerus untuk mendorong keberlanjutan perilaku baru.

“Munculnya pandemik COVID 19 telah menimbulkan kembali kesadaran baru akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun. Walaupun sudah genap satu tahun pandemik, namun belum seluruh masyarakat menerapkan praktik ini dengan baik. Melalui sosialisasi panduan pemicuan ini kami berharap praktik cuci tangan pakai sabun akan semakin baik dan berkelanjutan,” ujar Dini.

Editor: Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler