WHO Sebut Covid-19 Varian Omicron Lebih Cepat Menular, Begini Penjelasannya

27 November 2021, 13:35 WIB
Ilustrasi varian Covid-19 varian Omicorn yang teridentifikasi pertama kali di Afrika Selatan disebut varian yang lebih cepat menular. /Pixabay/PIRO4D

Lensa Purbalingga - Omicron merupakan Covid-19 varian baru yang teridentifikasi pertama kali di Afrika Selatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan Covid-19 varian baru ini sebagai variant of concern (VOC).

Selain itu, WHO juga menyebut Omicron sebagai varian yang perlu diwaspadai dan memiliki kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

Baca Juga: Jangan Main-main! 6 Zodiak Ini Paling Hancur saat Kepercayaannya Dikhianati hingga Berbuntut Pembalasan

Dikutip dari akun Twitter @AdamPrabata, berikut penjelasan dr Adam Prabata mengenai apa saja yang perlu diketahui tentang Covid-19 varian Omicron:

1. Varian ini pertama kali ditemukan di beberapa negara, terutama area selatan benua Afrika pada November 2021.

2. Varian ini memiliki banyak mutasi
Berdasarkan Press Release di Afrika Selatan, varian ini memiliki sekitar 50 mutasi dengan lebih dari 30 diantaranya terjadi di protein S.

Baca Juga: Unik! Polisi di Purbalingga Memakai Kostum Kerajaan, Ada Apa..?

Protein S sederhananya adalah bagian virus yang berfungsi untuk menempel pada sel yang akan diserang.

3. Mutasi-mutasi ini memiliki banyak potensi, diantaranya:

a. Menurunkan kemampun antibodi penetralisir virus.

Baca Juga: Ini 10 Arti Mimpi tentang Tangan, Nomor 5 Pertanda Jadi Orang Terkenal

Artinya, kemampuan vaksin, antibodi pasca infeksi alami dan terapi antibodi berpotensi akan berkurang ketika berhadapan dengan varian Omicron.

b. Meningkatkan kemampuan virus masuk ke sel.

Artinya, potensi kemampuan varian ini untuk menular dan menginfeksi akan lebih tinggi.

Baca Juga: Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah Paling Ampuh Dan Tidak Berbahaya!

c. Meningkatkan kemampuan menghindar dari imunitas alami.

4. Varian ini menyebabkan peningkatan kasus di Afrika Selatan dengan kecepatan yang nampak lebih tinggi dibandingkan varian Delta.

Namun demikian, masih perlu menunggu data lebih lanjut seberapa cepat sebenarnya penularannya dibanding varian Delta.

Baca Juga: Berikut Fakta Unik dan Menarik dari Suku Batak

5. Sejauh ini BELUM ADA BUKTI kalau memang varian ini lebih berbahaya (lebih berisiko rawat inap dan meninggal dunia) dibandingkan varian Delta.

Lagi-lagi, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk mengetahui kemampuan ini.

6. Beberapa negara, termasuk Malaysia dan Singapura, sudah menerapkan pembatasan perjalanan untuk beberapa negara di Afrika dalam rangka mencegah masuknya varian ini ke negara mereka.***

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler