Lensa Purbalingga - Masa tanggap darurat untuk status penanganan bencana di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, diperpanjang selama dua pekan.
Masa tanggap darurat Mamuju dan Majene yang diperpanjang dua pekan tersebut disampaikan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rifai, di Mamuju, Sabtu 22 Januari 2021.
Baca Juga: Gempa Majene dan Mamuju: Kerugian Negara Mencapai Rp494,28 Miliar
“Arahan Kepala BNPB untuk status tanggap darurat diperpanjang selama dua pekan,” kata Rifai, seperti dikutip lensapurbalingga.com, pada Minggu, 24 Januari 2021 dari Antara.
Menurutnya, meski proses evakuasi sudah selesai, namun masih ada beberapa hal yang perlu ditangani selama masa tanggap darurat, diantaranya penanganan pengungsi, persoalan kesehatan hingga permasalah teknis.
Baca Juga: Menang Pilkada, Tiwi-Dono Rencana Dilantik 17 Februari 2021
“Statusnya menjadi tanggap darurat menuju pemulihan,” ujar Rifai.
Seperti diketahui, penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat dinyatakan BNPB sebagai status tanggap darurat.
Baca Juga: DPR Serahkan Surat Persetujuan, Pelantikan Kapolri Listyo Sigit Sebelum Akhir Januari
Tanggap darurat tersebut ditetapkan Gubernur Sulawesi Barat, HM Ali Baal Masdar melalui surat nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari 2021 sampai 28 Januari 2021.
Baca Juga: Habib Rizieq Kembali Dilaporkan ke Bareskrim Polri, Begini Kasusnya
Semetara itu, Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Provinsi Sulawesi Barat melaporkan, hingga Sabtu 23 Januari 2021, terdapat 89.624 warga Mamuju dan Majene masih mengungsi, pasca gempa yang melanda wilayah itu.
Baca Juga: Breaking News, UPT Logam Purbalingga Kebakaran
Akibat gempa tersebut, sebanyak 91 jiwa meninggal dunia, 3 orang dinyatakan hilang di Majene dan 2 orang meninggal di pengungsian.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2 di Majene: Makan Korban Jiwa dan Sejumlah Bangunan Rusak Berat
Kemudian, gempa Mamuju dan Majene juga mengakibatkan sebanyak 320 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit akibat luka berat, 426 jiwa luka berat, 240 jiwa luka sedang dan 2.703 jiwa luka ringan.***