Namun demikian, Menristek Bambang Brodjonegoro menegaskan, alat GeNose ini adalah sebagai alat penyaringan (screening) dan bukan sebagai alat pengganti PCR Test.
“GeNose sudah diuji validasinya dengan 2.000 sampel dan akurasinya sudah 90 persen. Semakin banyak dipakai alat ini akan semakin akurat karena akan selalu di update oleh tim dari UGM,” kata Menristek.
Perlu diketahui, penggunaan GeNose sebagai salah satu syarat naik kereta api jarak jauh yang tercantum di dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease.
Baca Juga: Peternak Ayam Petelur di Purbalingga Menjerit! Harga Telur Anjlok, Harga Pakan Melonjak
Selanjutnya, Kemenhub menindaklanjutinya dengan menerbitkan Surat Edaran No 11 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dengan Transportasi Perkeretaapian Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19.
Dalam SE No 11 disebutkan, bagi calon penumpang yang akan melakukan perjalanan menggunakan kereta api jarak jauh mulai 26 Januari sampai dengan 8 Februari 2021, wajib menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan GeNose atau rapid test antigen atau RT-PCR yang hasilnya menyatakan negatif Covid-19.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Usulkan Gerakan Jateng di Rumah Saja, Bupati Banyumas Nyatakan Setuju
Baca Juga: Kampung Warna Banjir, Lima Rumah Tergenang Air
Baca Juga: Jajal Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose C19 Buatan UGM Yogyakarta, Ganjar Pranowo: Keren Ini