Ia mengatakan, tren kenaikan air terjadi pada awal Maret 2021, dan dengan jumlah kepala keluarga yang terdampak sebanyak 5.957 KK, atau 27.419 jiwa.
Adapun kerugian ekonomi akibat banjir susulan diperkirakan mencapai Rp25,5 miliar, dilihat dari luasan lahan tambak yang tersapu banjir seluas 7.623 hektare (ha).
"Kami belum bisa menyalurkan bantuan ke wilayah yang terdampak banjir, lantaran kondisi cuaca yang belum memungkinkan. Untuk sementara menunggu waktu yang tepat, karena cuaca yang ekstrim kali ini dimungkinkan ada naik air jadi kita menunggu waktu aja," katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Prokopim Pemkab Lamongan, Arif Bachtiar mengatakan, pemkab telah mengaktifkan semua pompa dengan kapasitas 500-1000 kubik per detik yang ditempatkan di dua titik.
Baca Juga: Di Purbalingga, Orang Tua Tega Menyekap dan Merantai Anaknya Sendiri
Ia menjelaskan pompa-pompa air itu sudah lama diaktifkan dan ke depan dilakukan peningkatan dan optimalisasi daya tampung embung, rawa dan saluran.
Baca Juga: Ngaku Chef Janjikan Mobil Brio, Pemandu Lagu di Kebumen Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah
"Kami juga akan melakukan komunikasi lintas kabupaten, seperti dengan Bojonegoro, Tuban dan Gresik," katanya.***