KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Pencarian Difokuskan di 40 Km Utara Perairan Celukang Bawang

- 23 April 2021, 19:33 WIB
TNI mengerahkan 21 KRI yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut.
TNI mengerahkan 21 KRI yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut. /ANTARA.

Lensa Purbalingga - Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI Angkatan Laut (AL) yang putus kontak sejak Rabu, 21 April 2021 terus dilakukan.

Sementara ini pencarian difokuskan di laut sebelah utara Bali yakni sekitar 40 km dari Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng Bali.

Kapal-kapal serta berbagai peralatan pun sudah berada di sekitar lokasi.

Baca Juga: Meski Bawa Surat Negatif Tes Antigen, Kabupaten Bogor Larang Warga Luar Jabodetabek ke Daerahnya

Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mayor Jenderal TNI Achmad Riad saat jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat 23 April 2021, menyebutkan di sekitar daerah tersebut terdapat tumpahan minyak.

"Selain itu, juga ada daya magnet yang besar. Itu sudah mulai terdeteksi di daerah tersebut sehingga sekarang sedang dilaksanakan terus pemantauan di wilayah tersebut dengan memanfaatkan semua peralatan yang ada," kata Achmad Riad menjelaskan perkembangan terbaru pencarian KRI Nanggala-402 kepada media.

Baca Juga: Waduh! Pemerintah Resmi Ajukan Larangan Mudik Mulai 22 April -24 Mei

Kapal-kapal dan alat pencari saat ini fokus menyusuri areal perairan di kurang lebih 40 kilometer dari utara Celukan Bawang.

"Jadi, kalau ditarik garis, jaraknya dari Celukan Bawang itu kurang lebih sekitar 23 nautical mile (mil laut) atau kurang lebih 40 kilometer di utara Celukan Bawang," kata Riad menerangkan.

Baca Juga: Pelabuhan Merak Dipastikan Tidak Ada Penjualan Tiket, Warga Diminta Tak Nekat Mudik

Celukan Bawang merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa itu berada di wilayah pesisir utara Pulau Bali.

Walaupun demikian, Riad menegaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum menemukan lokasi pasti keberadaan KRI Nanggala-402.

"Sampai saat ini memang belum bisa ditemukan secara pasti. Akan tetapi, di beberapa titik-titik ini mudah-mudahan dengan berbagai peralatan yang ada bisa segera ditemukan atau dijejaki (bahwa) itu adalah posisi KRI Nanggala-402," kata Kapuspen TNI saat jumpa pers.

Baca Juga: Kapuspen Minta Media Tak Bikin Analisis Sendiri soal Penemuan KRI Nanggala-402

Sejauh ini, TNI telah mengerahkan 21 KRI yang sebagian besar memiliki daya deteksi sonar untuk memetakan situasi di kedalaman dan dasar laut.

Sementara itu, TNI turut mendapat bantuan empat kapal dan satu unit alat deteksi bawah laut atau remote operation vehicle (ROV) dari kepolisian.

Basarnas juga mengerahkan dua unit kapal dan satu ROV untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang mengangkut 53 penumpang.

Di samping itu, negara-negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, India, Australia, dan Amerika Serikat, juga memberikan bantuan, baik berupa peralatan, kapal, maupun tenaga, untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.

Kapuspen TNI menyebut lima personel Angkatan Bersenjata Singapura telah berada di atas KRI Suharso untuk membantu pencarian dan penyelamatan.

"Beberapa dari negara sahabat sudah tiba, di samping peralatan yang sudah kami gelar. Pembagian sektor sudah dibuat," kata Achmad Riad.

Baca Juga: Larangan Mudik, Mulai Hari Ini Polisi Lakukan Penyekatan di Lima Titik Perbatasan Purbalingga

Dalam jumpa pers pada hari Kamis 22 April 2021, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyebut KRI Rimau-724 menemukan titik-titik magnet berkekuatan cukup tinggi pada kedalaman kurang lebih 50—100 meter.

Temuan dari KRI Rimau itu pun ditindaklanjuti oleh KRI Rigel-993 yang memiliki kemampuan sonar bawah laut demi memastikan hasil deteksi daya magnet tersebut.

Pencarian KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali berlangsung sejak Rabu 21 April 2021 beberapa jam setelah kapal selam itu dinyatakan hilang kontak sekitar pukul 03.00 WITA saat melakukan penyelaman.

"Operasi pencarian akan dimaksimalkan sampai batas akhir," kata Achmad Riad.

Baca Juga: Batal di Resmikan, Operasional Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Ditunda

Kapasitas oksigen KRI Nanggala-402 dalam keadaan mati total (blackout) kemungkinan hanya mampu bertahan selama 72 jam atau kurang lebih 3 hari.

Kapal itu telah hilang kontak pada hari Rabu (21 April 2021) pukul 03.00 WITA. Dengan demikian, oksigen kemungkinan tersedia sampai Sabtu (24 April 2021) pukul 03.00 WITA.

KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan hilang oleh otoritas terkait setelah putus kontak pada Rabu dini hari, yaitu saat latihan peluncuran torpedo nomor 8.

Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala-402 berlangsung pada pukul 04.25 WITA atau pada saat komandan gugus tugas latihan akan memberi otorisasi penembakan torpedo.***

Editor: Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah