Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh

- 29 Juli 2021, 16:29 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh /Dok. Kemenko Marinves/Biro Komunikasi

Lensa Purbalingga- Rakorbangnas (Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional) BMKG 2021 yang dilaksanakan secara virtual mengambil tema Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, digelar pada Kamis (29/7/2021).

Rakorbangnas (Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional) BMKG 2021 virtual yang dihadiri insan BMKG juga dihadiri Presiden Jokowi, Presiden RI Ke 5 Megawati Soekarno Putri, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi serta Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Dalam kesempatan pembukaan Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional tersebut Presiden RI ke 5 Megawati Soekarno Putri tampil sebagai Key Note Speaker.

Baca Juga: Penanganan Limbah B3 Covid, Wapres : Limbah Bisa Menjadi Sumber Penularan Baru

Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo meminta Kementerian, Lembaga,dan Pemerintah Daerah menjadikan data dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah.

"Informasi dari BMKG seperti kekeringan, cuaca ekstrem, gempa bumi dan kualitas udara harus menjadi perhatian dan acuan bagi berbagai sektor dalam merancang kebijakan dan pembangunan. Kebijakan nasional dan kebijakan daerah harus betul-betul sensitif dan antisipastif terhadap kerawanan bencana," ungkap Jokowi.

Oleh karenanya, Jokowi meminta agar BMKG memperkuat sinergi dan kolaborasi antara bmkg dengan Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

Baca Juga: Jual Tanah, Agar Cepat Laku Ini Doa dan Amalannya

BMKG, kata Jokowi, harus mampu memberi layanan informasi dan data yang akurat yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah, sehingga bisa digunakan K/L dan pemerintah daerah dalam merancang kebijakan dan merencanakan pembangunan.

Jokowi mengingatkan, Indonesia memiliki resiko bencana hidrometeorologi yang tinggi. Berdasarkan data, jumlah kejadian bencana hidrometeorologi meningkat signifikan setiap tahunnya.

Contohnya, lanjut Jokowi, gempa bumi pada kurun waktu 2008-2016 rata-rata 5.000-6.000 kali dalam setahun. Pada 2017, jumlahnya meningkat menjadi 7.169 kali dan pada 2019 naik signifikan menjadi lebih dari 11.500 kali.

Baca Juga: 20 Keutamaan Surat Al Waqiah, Dari Kekayaan Berlimpah hingga Mempermudah Sakaratul Maut

"Frekuensi dan intensitasnya juga terus meningkat bahkan melompat. Kita akan mengalami multibencana dalam waktu bersamaan," kata Presiden dikutip dari laman

Jokowi menyebut, fakta-fakta tersebut harus diantisipasi dengan menguatkan manajemen penanganan bencana dan meningkatkan kemampuan memitigasi bencana, agar mengurangi risiko korban jiwa, kerusakan, dan kerugian harta benda, seperti dikutip dari laman setgab.go.id.

Selain Jokowi, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan juga memberikan pemaparannya.

Baca Juga: Keutamaan dan Fadilah Ayat Seribu Dinar, Menarik Rezeki Setiap Hari

“Pemahaman di lingkungan masyarakat akan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami juga masih belum optimal, sehingga mengakibatkan masih tingginya dampak yang terjadi akibat gempa bumi dan tsunami walaupun informasi telah disampaikan kepada masyarakat. Literasi kepada masyarakat perlu kita tingkatkan kedepannya,” kata Menko Luhut dalam sambutannya.

Lebih lanjut Menko Luhut menekankan pemerintah perlu melakukan Inovasi Teknologi dan Peningkatan Kapasitas SDM khususnya untuk BMKG, agar mampu memonitor, menganalisis, memprediksi serta memberikan Informasi dan Peringatan Dini terhadap Potensi Multi Bencana Geo-hidrometeorologi secara cepat, tepat dan akurat.

Baca Juga: 15 Keutamaan dan Fadilah Surat Yasin

“Saya mengapresiasi BMKG atas dedikasi dan komitmennya dalam usaha untuk mencegah dan melakukan mitigasi terhadap kondisi iklim di Indonesia untuk keselamatan seluruh masyarakat Indonesia dan saya tegaskan bahwa tugas untuk mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim ini tidak hanya menjadi tugas BMKG,” imbuh Menko Luhut.

Menurutnya, edukasi, literasi dan advokasi kepada masyarakat perlu dilakukan secara terus-menerus baik oleh pemerintah pusat dan daerah serta pihak swasta, media ataupun pihak terkait, tentang fenomena cuaca, iklim, gempa dan tsunami, serta dampak potensi bencana yg dapat terjadi, dan langkah mitigasi yang cepat dan tepat, seperti dikuti dari laman maritim.co.id***

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah