Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kya Tolih Mendapatkan Kerisnya dan Pergi

- 10 September 2022, 18:25 WIB
Ilustrasi, Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kya Tolih Mendapatkan Kerisnya dan Pergi.
Ilustrasi, Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kya Tolih Mendapatkan Kerisnya dan Pergi. /Pixabay.

Lensa Purbalingga - Babad Banyumas Mertadiredjan adalah salah satu versi Babad Banyumas yang ditulis antara tahun 1816-1830.

Babad Banyumas Mertadiredjan adalah naskah babad milik Adipati Mertadiredja I, Bupati Kanoman Banyumas.

Baca Juga: Serial Babad Banyumas Mertadiredjan: Kyai Tolih Minta Keris Gajah Endra Dikembalikan

Babad ini ditulis ulang sekitar tahun 1904 oleh Carok Jaksa Magetan, Raden Natahamidjaja.

Salinan inilah yang dikenal oleh masyarakat umum Banyumas sebagai Babad Banyumas.

Baca Juga: Clear, Mantan Bupati Purbalingga Tasdi Bebas Bersyarat

Kemudian, pada 2020, Nasirun Purwakartun menranslet naskah tersebut ke bahasa Indonesia.

Babad Banyumas Mertadiredjan ini ditulis dalam bentuk macapat yang terdiri dari ratusan guru Gatra dan bait.

Baca Juga: Ratusas Kader PKS Purbalingga Gelar Aksi Unjuk Rasa Penolakan Harga BBM

Berikut adalah lanjutan Babad Banyumas Mertadiredjan yang menuliskan tentang Kya Tolih Mendapatkan Kerisnya dan Pergi dalam bahasa Indonesia:

309.
Permintaan Kyai Tolih diterima
Legalah dalam perasaan
Lalu pamut kepada Kyai Patih, sambil berkata
Hamba sekarang mohon diri
Hendak berkelana berkeliling ke hutan belantara

310.
Kayai Patih melepas dengan sedih hati
Terbit rasa kasihan padanya
Kyai Tolih menyembah dan undur diri
Perjalanannya selalu menerobos jalan
Menuju kea rah barat dari
Kerajaan Majapahit

Baca Juga: Bejat! Pria di Kertanegara Purbalingga Tega Menyetubuih Keponakannya yang Masih 16 Tahun

311.
Masuk hutan turun jurang
Menerobos semak belukar
Naik gunung menuruni lembah
Berkeliling dari desa ke desa
Tak terhitung hutan yang dilewati
Demi menuruti keinginan hatinya

312.
Tidak mengindahkan bahaya yang menghadang di jalan
Hanya memasrahkan diri pada Yang Kuasa
Siang malam tanpa berhenti sepanjang jalan
Sesungguhnya sangatlah menderita
Singkat cerita yang dikisahkan
Begitulah perjalanannya.***

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x