Mengenang 16 Tahun Meninggalnya Munir, Jejak Perjuangan dan Akhir Perjalanan

- 7 September 2020, 21:04 WIB
Munir Said Thalib./Twitter.com/@AndreasHarsono
Munir Said Thalib./Twitter.com/@AndreasHarsono /

Lensa Purbalingga - Munir Said Thalib lahir di Malang, 8 Desember 1965. Seorang Aktivis HAM yang terkenal senantiasa membela hak-hak rakyat yang tertindas.

Perjuangan panjangnya dimulai semasa duduk di bangku perkuliahan terutama saat ia aktif dalam sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Ketertarikannya kepada Hukum, membuat hatinya tergerak untuk mengangkat derajat kemanusiaan. 

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Penyesuaian Tarif Tol Cipularang dan Padaleunyi Resmi Ditunda

Baca Juga: Menatap Liga 2 2020/2021, Stadion Wijayakusuma Cilacap

Baca Juga: Tanam Beringin di Alun-alun Purbalingga, Siapa Saja?

Hal itu Munir buktikan ketika ikut menangani masalah-masalah Hak Asasi Manusia, seperti kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa pada tahun 1997-1998, tragedi Semanggi (1998-1999), pun kasus terbunuhnya Marsinah seorang aktivis buruh rezim orde baru.

Untuk membantu hal tersebut Munir akhirnya membentuk KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan).

Atas aksi kemanusiaannya ini, banyak pihak yang ingin menghilangkan nyawa seorang Munir. 

Baca Juga: Lomba Mancing di Selokan Jadi Tren Terbaru di Banjarnegara

Puncaknya, Munir meninggal di pesawat menuju Amsterdam yang diduga akibat diracuni pada 7 September enam belas tahun silam.

Kronologis Kematian

6 September 2004

Munir melakukan perjalanan untuk melanjutkan studi S2 ke Belanda menggunakan penerbangan pesawat Garuda kode GA-974.

7 September 2004

Pukul 00.40 

Pesawat transit di Bandara Changi Singapura, Munir terlihat mampir di Coffee Bean.

Pukul 01.50

Pesawat melanjutkan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Tiga jam setelah lepas landas, Munir mengeluh sakit perut.

Pukul 10.00

Munir menghembuskan nafas terakhir dua jam sebelum pesawat sampai di Amsterdam.

Baca Juga: Jaka Hidayat Eks Drummer BIP ditangkap Polisi, Usai Resmi Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Hasil otopsi mengatakan, bahwa terdapat senyawa arsenic 467,9 gram yang diduga cairan ini sengaja dicampurkan lewat jus jeruk yang dipesan Munir waktu di pesawat.

Satu tahun berselang, Pollycarpus Budihari Priyanto seorang pilot Garuda yang waktu itu dibebastugaskan ditetapkan menjadi tersangka. Dia pun divonis 14 tahun penjara atas tuduhan terlibat dalam pembunuhan Munir.

Juni 2008, terdapat 1 nama lagi yang muncul ke permukaan yang diduga dalang dari kasus pembunuhan Munir, yaitu Mayjen Muchdi Purwoprandjono, salah satu intel yang akhirnya diberi hukuman penjara. Namun, pada Desember dia bebas setelah berhasil mengajukan pengurangan kurungan.

Baca Juga: Ir. Sutami, Menteri Termiskin Indonesia

Hingga tiga kali Indonesia berganti Presiden, kasus Munir ini belum juga dapat diusut secara tuntas oleh Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibuat pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.***

Editor: Majid Ngatourrohman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah