Mayjen M.T Haryono, Pahlawan Revolusi Putra Kelahiran Surabaya

- 28 September 2022, 09:10 WIB
Mayjen M.T Haryono, Pahlawan Revolusi Putra Kelahiran Surabaya
Mayjen M.T Haryono, Pahlawan Revolusi Putra Kelahiran Surabaya /

Lensapurbalingga - G30S/PKI Gerakan atau 30 September PKI merupakan peristiwa kelam dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia.

Pada tanggal tersebut, kelompok pendukung Partai Komunis Indonesia berusaha melakukan kudeta.

Gerakan tersebut terjadi bukan hanya di Jakarta saja tetapi juga di Yogyakarta. Akibat gerakan PKI tersebut 10 orang yang terdiri dari beberapa perwira tinggi Angkatan Darat menjadi korban keganasan PKI.

Mereka menculik beberapa perwira tinggi militer dengan tuduhan hendak melakukan kudeta. Para korbannya yang kemudian disebut sebagai pahlawan revolusi

Baca Juga: SMK Negeri 1 Karangjambu Belum Punya Gedung Sekolah, Pemkab Purbalingga Siapkan Lahan 1 Hektar

Pemerintah kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi serta juga sebagai Pahlawan Nasional. Siapa saja mereka? Diantaranya adalah Mayjen M.T Haryono

Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono atau lebih dikenal dengan nama Mayjen MT Haryono lahir di Surabaya, Jawa Timur tanggal 20 Januari 1924.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia sempat mengenyam pendidikan di Ika Dai Gakko (Sekolah Tinggi Kedokteran) zaman Jepang namun tidak sampai tamat karena Jepang menyerah.

Setelah proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, MT Haryono kemudian bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan memperoleh berpangkat Mayor.

Baca Juga: 14 Tahun SMK Negeri 1 Karangjambu Belum Miliki Gedung Sekolah, Ini Tanggapan Sekda Purbalingga

Dimasa mempertahankan kemerdekaan, Pahlawan Revolusi ini beberapa kali menjadi ditugaskan sebagai anggota delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Inggris serta Belanda misalnya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).

Keahliannya dalam berunding serta menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Jerman dan Belanda membuat ia didaulat sebagai atase militer Indonesia di Belanda. Setelahnya, ia kemudian kembali ke Indonesia dan diangkat sebagai Asisten atau Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani bagian pembinaan serta perencanaan.

Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, MT Haryono dijemput oleh pasukan Cakrabirawa. Pasukan tersebut merangsek masuk ke kamar yang tidak terkunci mencari MT Haryono. Keadaan kamar yang gelap membuat MT Haryono mencoba merebut senjata seorang pasukan Cakrabirawa namun gagal.

Pahlawan revolusi ini kemudian mencoba melarikan diri keluar kamar. Namun prajurit Cakrabirawa yang bernama Boengkoes langsung menembak mati MT Haryono. Selanjutnya mayat MT Haryono kemudian diseret dan dinaikkan ke truk. Ia kemudian dibawa ke daerah lubang buaya di Halim Perdanakusuma. Disana jasadnya kemudian dimasukkan dalam sumur tua bersama jasad para jenderal lainnya yang sudah dieksekusi.

Baca Juga: BMKG Hari Ini, Prakiraan Cuaca Boyolali, Selasa 27 September 2022, Pagi Siang Sore Malam Berawan

Jasad MT Haryono baru diketemukan pada tanggal 4 Oktober 1965. Selanjutnya beliau kemudian di makakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Presiden Soekarno kemudian memberikan gelar Pahlawan Revolusi kepada MT Haryono. Pangkatnya juga dinaikkan satu tingkat menjadi Letnan Jenderal (Anumerta).

 

 

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x