Ujian Akhir Semester Jenjang SD di Purbalingga Tetap Tatap Muka

25 Mei 2022, 13:45 WIB
Ilustrasi - Bansos PKH yang kini memasuki tahap 2 akan kembali disalurkan Kemensos pada Mei 2022 ini. Ada BLT Anak Sekolah untuk siswa SD Rp900.000. /Portal Jogja/Siti Baruni.

Lensa Purbalingga - Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk jenjang sekolah dasar (SD), tetap menggunakan pola tatap muka di kelas.

Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang tetap ketat

Baca Juga: Waspadai Hepatitis Misterius Akut, Satuan Pendidikan Harus Perbaiki Prokes

“Pasti, tetap tatap muka di kelas. Mulai 30 Mei 2022 mendatang dengan kapasitas 100 persen siswa,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setiyadi

Ia menjelaskan, semua jenjang melaksanakan ujian tatap muka dengan pembagian jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan.

Baca Juga: Perhimpunan Pendidikan dan Guru Ingatkan Hepatitis Akut Bisa Jadi Pandemi Terhadap Anak

“Persiapan selain materi bagi siswa yang harus terus belajar, juga kesiapan sarpras prokes. Karena pemerintah pusat masih mewajibkan prokes ketat di sekolah,” tegas Tri Gunawan

Dia berpesan kepada sekolah dan orangtua siswa agar mendukung sistim pembelajaran luring termasuk dalam UAS. Karena kesadaran masing-masing untuk menjaga prokes, akan mendukung semua program yang ada.

Baca Juga: Kemendikbudristek: Prokes Hepatitis Akut Sudah Selaras dengan PTM Terbatas

“Kami akan menertibkan surat terkait kegiatan itu. Jadi semua ada pegangan aturannya,” tambahnya.

Ia memaparkan, untuk kenaikan kelas dapat dilaksanakan dengan ujian akhir semester yang disesuaikan berdasarkan ketentuan yang ada.

Baca Juga: Meski Ada Hepatitis Misterius Akut, Kemendikbudristek Dorong PTM Tetap 100 Persen

Yakni UAS untuk kenaikan kelas dilakukan dalam bentuk portofolio, penugasan, tes secara luring atau daring, dan atau bentuk kegiatan penilaian oleh sekolah. Karena Ujian Nasional (UN) memang sudah ditiadakan

“UAS untuk kenaikan kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh,” katanya.

 

 

Editor: Teguh Priyatno

Tags

Terkini

Terpopuler