Lebih lanjut Tiwi menyampaikan, permasalahan stunting tidak hanya masalah gizi, bisa juga karena lingkungan tidak sehat, RTLH,tidak punya jamban.
"Pernikahan dini juga berdampak peningkatan stunting, tanpa disadari anak yang hamil di usia yang belum siap bisa berisiko stunting," ujarnya.
Baca Juga: Angkringan Illogondang Purbalingga Sajikan Menu Ekstrim Daging Bajing
Ia membeberkan angka Stunting di Purbalingga setiap tahun menurun, tahun 2017 angka stunting masih 28,7% sedangkan 2021 turun menjadi 15,7%.
Stunting merupakan hal yang penting, karena menyangkut kualitas SDM ke depan, sebab saat bonus demografi nanti sangat dibutuhkan SDM unggul. Pemerintah pusat menargetkan angka stunting nasional bisa turun menjadi 14%
"Untuk mencapai 14% kita (Purbalingga) hanya butuh effort untuk bisa menurunkan 1,7%. Mudah-mudahan dengan kita bergandengan dengan seluruh stakeholder target 14% di tahun 2024 ini bisa berhasil," imbuhnya.***