Khawatir Varian Delta, Resmi AS Tidak Akan Mencabut Pembatasan Perjalanan

- 27 Juli 2021, 08:55 WIB
Khawatir Varian Delta, AS Tidak Akan Mencabut Pembatasan Perjalanan, Wisatawan yang mengenakan masker pelindung untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) mengambil kembali barang bawaan mereka di bandara di Denver, Colorado, AS
Khawatir Varian Delta, AS Tidak Akan Mencabut Pembatasan Perjalanan, Wisatawan yang mengenakan masker pelindung untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) mengambil kembali barang bawaan mereka di bandara di Denver, Colorado, AS /Kevin Mohatt/Reuters

Lensa Purbalingga- Amerika Serikat tidak akan mencabut pembatasan perjalanan yang ada saat ini karena kekhawatiran atas varian Delta Covid 19 yang sangat mudah menular dan meningkatnya jumlah kasus virus corona di AS dan dunia.

Varian Delta saat ini sedang meningkat tajam jumlah kasus penyebarannya di beberapa wilayah Amerika Serikat, Gedung Putih mengkonfirmasi pada Senin 26 Juli 2021.

Virus Corona varian Delta atau B1617.2 disebut memiliki tingkat penularan yang cepat. Namun, tak sedikit orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi virus tersebut, karena gejalanya mirip dengan pilek biasa.

Baca Juga: Hujan Deras di India Mengakibatkan Banjir dan Tanah Longsor, Setidaknya 125 Korban Tewas

Menurut profesor epidemiologi genetik di King's College London sekaligus pendiri studi gejala COVID ZOE, Professor Tim Spector, MD, gejala yang ditimbulkan dari infeksi varian Delta sebenarnya tak jauh berbeda dengan gejala Covid 19 lainnya.

Oleh karenanya otoritas berwenang Amerika Serikat menyatakan bahwa pembatasan perjalanan jangka panjang yang telah melarang sebagian besar penduduk dunia menuju ke Amerika Serikat sejak 2020 tidak akan dicabut dalam jangka pendek.

"Mengingat saat ini kita berada dalam kondisi mengkhawatirkan dengan perkembangan kasus varian Delta di Amerika Serikat dan di luar negeri, kami akan mempertahankan pembatasan perjalanan yang ada pada saat ini," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada hari Senin 26 Juli 2021 seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Kemeriahan Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo Dicederai Pelanggaran Protokol Covid-19

Keputusan itu diambil dalam pertemuan tingkat senior Gedung Putih pada Jumat malam. Ini berarti bahwa pembatasan perjalanan akan diterapkan kembali dalam 14 hari kedepan.

Amerika Serikat saat ini melarang sebagian besar warga negara non-AS yang dalam 14 hari terakhir yang meliputi Inggris, 26 negara Schengen di Eropa, atau di Irlandia, Cina, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brasil.

Pembatasan perjalanan Amerika Serikat yang luar biasa pertama kali diberlakukan pada Januari 2020 ketika untuk pertama kalinya diketahui munculnya virus Corona di Wuhan, China untuk mengatasi penyebaran Covid 19.

Baca Juga: Provinsi China Tengah Kebanjiran setelah Hujan terberat dalam 1.000 tahun

Setelah itu pembatasan dan pelarangan perjalanan diberlakukan untuk beberapa negara lainnya,yang terbaru India pada awal Mei.

Pekan lalu, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengatakan perbatasan darat AS dengan Kanada dan Meksiko akan tetap ditutup untuk perjalanan yang tidak penting hingga setidaknya 21 Agustus - bahkan ketika Kanada mengatakan akan mulai mengizinkan turis Amerika yang divaksinasi penuh mulai 9 Agustus.

Ditanya pada 15 Juli Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada pertemuannya bersama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel tentang kapan Amerika Serikat akan mencabut pembatasan perjalanan Eropa, dia mengatakan akan menjawabnya dalam beberapa hari kedepan.

Baca Juga: China Menolak Rencana WHO Untuk Mempelajari Asal Kebocoran COVID-19

Sementara itu para pelaku bisnis pariwisata mengeluh dengan perpanjangan pembatasan tersebut

Pengumuman itu hampir pasti akan menghancurkan setiap tawaran dan peluang dari maskapai penerbangan Amerika Serikat  dan industri pariwisata AS dalam menyambut perjalanan musim panas oleh wisatawan Eropa dan lainnya yang terkena oleh aturan pembatasan tersebut.

Maskapai penerbangan telah melobi Gedung Putih selama berbulan-bulan untuk mencabut pembatasan tersebut.

Namun pihak berwenng Amerika Serikat mengatakan masih harus menunggu hingga September.***

Editor: Teguh Priyatno

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x