Tak Berbeda dengan Covid-19, Pandemi Flu Burung Sempat Menjadi Momok Dunia

25 Mei 2020, 12:37 WIB
ILUSTRASI Flu burung./creations/shutterstock /Tim Lensa Purbalingga/

Lensa Purbalingga - Virus Avian Influenza A Asia atau biasa dikenal dengan sebutan flu burung, sempat ditangani oleh sejumlah negara di seluruh dunia dan mengalami puncaknya tahun 2006.

Bahkan, virus tersebut pernah menjangkit peternakan itik di Tiongkok pada tahun 2009-2010, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman CDC.

Meskipun memiliki jenis yang berbeda namun keduanya sama-sama pandemi yang masih harus ditangani oleh para ahli.

Baca Juga: Hari Raya Idul Fitri, Bersiap Untuk Berdamai Dengan Covid-19

Pernyataan tersebut disampaikan pula oleh Peneliti Genomik dengan Spesialisasi Penanganan Wabah Skala Kecil dan Skala Pandemik (Genomic Epidemiology), Dr. Dhany Saputra yang diwawancara Pikiran-Rakyat.com pada Minggu (24/5).

Menurut Dhany, flu burung atau H5N1 hanya menyerang dalam waktu beberapa bulan atau lumayan sebentar dibandingkan virus corona saat ini.

"Jadi ya sama-sama pandemi, jadi waktu itu flu burung mulai nyerang dalam berapa bulan kemudian mulai beres," ujarnya.

Baca Juga: Meski Lebaran, Tenaga Medis Tetap Berjuang Lawan Covid-19, Prabowo Berikan Penghormatan

Flu burung dengan flu biasa pun dinilai memiliki perbedaan yang lumayan signifikan.

Bila dibandingkan, flu burung tak memiliki kasus kematian sebanyak flu biasa.

"Jumlah kematiannya bahkan tidak sebanyak dengan kematian flu biasa," kata Dhany.

Baca Juga: Hari Raya Idul Fitri 1441 H, MENAG : Indonesia Belum Aman Dari Covid-19

Namun, tak sampai satu tahun, flu burung akhirnya dapat ditangani menggunakan virus beserta obat yang telah rilis secara resmi.

Kondisi tersebut lalu membuat flu burung akhirnya berhenti sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menarik status pandemi.

"Jadi tidak sampai setahun dari awal pandemi flu burung waktu itu vaksin dan obatnya sudah rilis dan pandemi dinyatakan berhenti," ujarnya.

Baca Juga: Sedikit Bukti Ilmiah Yang Mendukung, Trump Yakin hydroxychloroquine Dapat Mengobati Covid-19

Hingga kini, virus flu burung masih menyebar di seluruh dunia namun tak memakan korban jiwa cukup banyak.

Sementara WHO dalam rilisnya beberapa waktu lalu menyampaikan hal serupa, bahwa virus corona tak dapat menghilang di muka bumi, sehingga setiap orang diharapkan dapat membentuk pola hidup lebih sehat untuk terhindar dari paparannya.

"Virus ini flu burung ini sampai sekarang masih beredar dan masih memakan korban jiwa tapi korbannya sedikit sekali," bebernya.

Baca Juga: Peneliti Genomic Epidemiology Ungkap Soal Virus Corona

Sebagaimana dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman CDC, diketahui bahwa flu burung sangat patogen terhadap tubuh manusia.

Seperti yang sebelumnya ditayangkan pikiran-rakyat.com dalam artikel "Flu Burung dan COVID-19 Ada Kesamaan, Peneliti Genomik Indonesia: Selang Beberapa Bulan Mulai Beres", lebih dari 700 infeksi manusia dengan virus H5N1 Asia telah dilaporkan ke WHO dari 15 negara di Asia, Afrika, Pasifik, Eropa, dan Timur Dekat saat itu.

Termasuk Indonesia, Vietnam, dan Mesir telah melaporkan jumlah HPAI manusia terbanyak di Asia.

Baca Juga: Uji Coba 3 Obat Antivirus Libatkan 127 Pasien Di Hongkong, Bagaimana Hasilnya?

Kasus H5N1 hingga saat ini juga masih memiliki penambahan meskipun tak sebanyak korban akibat virus lainnya.

Dinyatakan bahwa flu burung sendiri telah memiliki tiga subtipe hingga saat ini di antaranya virus H5N1, H5N2, dan H5N8.(*)

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler