Kapten Czi. Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Ajudan Jenderal A.H Nasution

- 28 September 2022, 10:10 WIB
Kapten Czi. Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Ajudan Jenderal A.H Nasution
Kapten Czi. Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Ajudan Jenderal A.H Nasution /

Lensapurbalingga - Pierre Andries Tendean menjadi korban keganasan Gerakan 30 September PKI atau G30S/PKI.

Peristiwa ini menjadi torehan kelam dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia.

Pada tanggal tersebut, kelompok pendukung Partai Komunis Indonesia berusaha melakukan kudeta.

Gerakan tersebut terjadi bukan hanya di Jakarta saja tetapi juga di Yogyakarta. Akibat gerakan PKI tersebut 10 orang yang terdiri dari beberapa perwira tinggi Angkatan Darat menjadi korban keganasan PKI.

Mereka menculik beberapa perwira tinggi militer dengan tuduhan hendak melakukan kudeta. Para korbannya yang kemudian disebut sebagai pahlawan revolusi

Baca Juga: Braling Mania dan Persibangga Fans Siap Dukung Persibangga melawan PSIW Wonosobo pada Pertandingan Rabu Besok

Pemerintah kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi serta juga sebagai Pahlawan Nasional. Siapa saja mereka? Diantaranya adalah Kapten Czi. Pierre Tendean

Nama lengkapnya adalah Pierre Andries Tendean. Ia lebih dikenal dengan nama Pierre Tendean. Ia lahir pada tanggal 21 Januari 1939.

Sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi seorang tentara. Setelah menyelesaikan sekolahnya, ia kemudian bergabung di sekolah miiliter Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD).

Selama sekolah, ia bahkan sempat terlibat dalam operasi militer menumpas pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.

Setelah lulus, Pierre ditugaskan sebagai Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan dengan pangkat Letnan Dua.

Baca Juga: Awas! Jembatan Penghubung Purbalingga - Banjarnegara -Banyumas Rusak, Jalan Sisi Tengah Ambles

Beberapa tahun kemudian ia bergabung di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD).

Dari situ ia ditugaskan sebagai intelijen di Malaysia ketika Indonesia dan Malaysia mengadakan konfrontasi.

Dari situ, Pierre kemudian naik pangkat sebagai letnan satu dan ditarik menjadi ajudan Jenderal A.H Nasution. Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pasukan Cakrabirawa datang untuk menculik Jenderal A.H Nasution yang menjadi target utama.

Namun karena waktu yang sudah mendesak, pasukan Cakrabirawa tidak bisa membedakan antara Pierre Tendean dan A.H Nasution sehingga mereka membawa Pierre Tendean.

Baca Juga: Tiga Kerajaan Islam Di Jawa Mengakui Eksistensi Perdikan Cahyana Purbalingga

A.H Nasutio sendiri berhasil melarikan diri dengan melompati pagar rumahnya namun ia terluka di kakinya.

Pahlawan Revolusi ini disiksa dan dieksekusi mati bersama dengan perwira tinggi Angkatan Darat lain yang sudah diculik sebelumnya.

Jasad Pierre Tendean kemudian dimasukkan ke dalam sumur tua di Lubang Buaya wilayah Halim Perdanakusuma.

Jasad Pierre Tendean baru ditemukan dan dievakuasi pada tanggal 4 Oktober 1965. Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Pemerintah Indonesia melalui Presiden Soekarno memberikan penghargaan gelar Pahlawan Revolusi kepada Pierre Tendean. Pengkat Pierre Tendean juga dinaikkan satu tingkat menjadi Kapten.

 

 

Editor: Teguh Priyatno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x