Viral! Ini Kata Ahli Gizi, diet ekstrem & tanpa sayur ala Tya Ariestya

- 4 Maret 2021, 21:47 WIB
Diet ketat.
Diet ketat. /ANTARA.

Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA) Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes tidak membenarkan hal tersebut. Menurut Dr. Rita, sayur kaya akan hal baik bagi kesehatan tubuh.

Baca Juga: Kerja Cepat, Gibran Tinjau Pembangunan Masjid Agung Solo

Ini salah kalau dikatakan sayur menghambat penurunan berat badan. Secara kimia tubuh, justru sayur yang membantu jika terjadinya kerusakan metabolik ketika kita melakukan defisit energi," kata Dr. Rita yang merupakan ahli gizi dari FKM UI tersebut kepada ANTARA, Kamis.

Lebih lanjut, Rita menjelaskan bahwa tubuh akan memakai energi secara 24 jam tanpa bergerak, terlebih untuk menggerakkan organ-organ tubuh yang tidak diperintah; seperti jantung berdetak, kerja ginjal, hati, usus, dan lambung. Organ-organ ini membutuhkan energi untuk bekerja.

Baca Juga: Fakta Presenter Rina Gunawan meninggal karena Covid 19, Begini.....

"Ketika kita mendefisitkan energi, kemudian mikronutrien (seperti vitamin dan mineral) dan seratnya tidak dicukupi, itu akan membuat sistem kerja metabolik energi itu berlangsung tidak sempurna, dan itu tubuh membutuhkan serat dari sayuran," jelasnya.

Selain itu, sayur memiliki serat yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga keseimbangan mikrobiota dalam tubuh. Dr. Rita memaparkan, mikrobiota di tubuh memakan serat. Mikrobiota ini memiliki peran penting terhadap imunitas tubuh.

Baca Juga: Siap-Siap, Pemkab Purbalingga Luncurkan Kartu Prakerja Mandiri

Jika tidak ada serat yang masuk, maka mikrobiota akan mati, dan menyebabkan antibodi tidak terbentuk, sehingga imunitas melemah.

Selanjutnya, sayur dan serat juga berfungsi untuk mengontrol kolesterol dan menstabilkan kadar glukosa darah. Jika hanya memakan nasi dengan lauk tanpa serat, maka kadar glukosa akan naik dan merangsang insulin.

Halaman:

Editor: Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x