"Demamnya mengikuti pola anak tangga, di mana dari hari ke hari, demamnya semakin tinggi," kata Adityo.
Baca Juga: Kabar Gembira, Anak di Purbalingga Miliki KIA Dapat Diskon Masuk ke Obyek Wisata
Adityo mengatakan salah satu yang dapat menjadi penanda demam tifoid adalah pola yang terbalik. Artinya, demam akan lebih tinggi pada malam hari dibandingkan pagi atau siang hari.
Lebih lanjut, Adityo mengatakan tifoid juga memiliki gejala yang berkaitan dengan pencernaan. Tak jarang, pasien akan mengeluh konstipasi atau susah buang air besar. Meski demikian, ada pula yang justru mengalami diare.
Baca Juga: Suhu di Dieng Minus hingga 1 Derajat Celcius, Embun Es Kembali Muncul
Sementara itu malaria merupakan penyakit yang disebabkan parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
"Malaria memiliki gejala yang lebih khas. Kita mengenal trias malaria yang menjadi keluhan spesifik penyakit ini," tutur Adityo.
Baca Juga: Hore, Beli Pertalite di Purbalingga Bebas Tidak Pakai MyPertamina
Adapun pola trias malaria tersebut, kata dia, adalah cold stage yaitu fase di mana pasien menggigil hebat, hot stage atau fase demam tinggi, dan sweating stage atau fase saat demam mulai berangsur turun tapi pasien akan sangat berkeringat.
"Berbeda dengan DBD, demam karena malaria akan turun dengan sendirinya meski tanpa obat," tutup Adityo.***