Yuk Sholat di Masjid Muhammad Cheng Ho Purbalingga, Bangunannya Mirip Klenteng

26 Maret 2022, 11:30 WIB
Masjid Muhammad Cheng Ho terletak di jalan Mrebet KM 8 Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. /Teguh Priyatno/

Lensa Purbalingga - Sebelas tahun yang lalu, tepatnya tanggal 5 Juli 2011, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kabupaten Purbalingga meresmikan Masjid Muhammad Cheng Ho.

Masjid Muhammad Cheng Ho di Purbalingga dirancang oleh Heri Susetya, mu’alaf keturunan Tionghoa.

Masjid ini didirikan sebagai wujud ketaatan kepada perintah Allah SWT dan sebagai penghormatan terhadap perjuangan laksamana Cheng Ho, sekaligus sebagai bukti kalau di Indonesia sudah banyak warga keturunan yang sudah memeluk agama Islam.

Baca Juga: Tak Jera 2 Kali Dibui, Residivis di Kebumen Kembali Ditangkap Polisi Karena Curi HP

Dari tengah pusat kota Purbalingga, masjid ini berada di sisi kiri jalan raya Purbalingga-Bobotsari. Jaraknya dari tengah kota Purbalingga sekitar 12 km ke arah utara, sementara jarak tempat ibadah ini dari Bobotsari sekitar 12 km ke arah selatan.

Masjid ini terletak di jalan Mrebet KM 8 Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.

Masjid Muhammad Cheng Ho berukuran 11x 9 meter mampu menampung 800 orang jamaah dalam satu waktu sholat. Masjid ini merupakan bentuk akulturasi arsitektur Tiongkok dan Jawa. Sekilas bentuk masjid ini mirip kelenteng.

Baca Juga: Catat! Kantorkopi Purbalingga Akan Luncurkan Screen Film ke 2, Simak Hari dan Tanggalnya

Tidak ada kubah bulat pada bagian atap masjid layaknya tempat ibadah umat muslim kebanyakan.Kubah masjid ini berbentuk pagoda bersegi delapan yang bertingkat-tingkat

Masing-masing sisi dan tingkat menonjol keluar seperti ekor naga. Warna merah dan kuning mendominasi keseluruhan masjid Cheng Hoo, mirip dengan warna kelenteng yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

Selain warnanya yang menonjolkan ciri arsitektur China, masjid Cheng Hoo juga dihiasi oleh beberapa lampion khas China yang juga berwarna merah dan kuning.

Baca Juga: Nekat Curi HP di Kios Laundry, Seorang Sopir di Purbalingga Ditangkap Polisi

Pilar-pilar masjid yang ada di luar juga berwarna merah. Sementara itu jendelanya berbentuk segi delapan dengan tepian berwarna merah dan kuning.

Pilar tengah yang lazim disebut saka guru dibuat melingkar persegi 8 dengan jumlah pilarnya juga 8. Tidak seperti lazimnya saka guru pada masjid yang kebanyakan berdiri di Jawa, umunya segi empat dengan jumlah pilar 4 buah.

Segi delapan menurut pemahaman masyarakat China mengandung filosofi keselamatan. Delapan itu angka yang tidak putus, segi delapan dalam pemahaman China adalah keselamatan. Islam sendiri artinya selamat

Baca Juga: BPIP dan Pangdam V/Brawijaya Perkuat Kolaborasi Bumikan Pancasila

Disamping kubah masjid ini berbentuk segi delapan, pada bagian bawah terdapat pahatan berbentuk sarang laba-laba.

Nabi Muhammad pernah diselamatkan dari kejaran musuh oleh sarang laba-laba ketika bersembunyi di dalam sebuah gua. Allah sendiri adalah Tuhan maha penyelamat

 Di Masjid ini juga terdapat tulisan kanji berwarna kuning keemasan di atas papan berwarna hitam. Sementara itu di bagian sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk yang berwarna merah, warna yang jarang digunakan pada beduk-beduk di masjid lainnya di Indonesia. 

Baca Juga: Lepas Kontingen Pesta Siaga Kwarda Jawa Tengah Bimwil Banyumas, Ini Pesan Ka Mabicab Purbalingga

Langit-langit ruang utama Masjid Muhammad Cheng Hoo Purbalingga dihiasi oleh sebuah lampu gantung susun di tengahnya. Pada setiap bidang segi delapan langit-langit terdapat tulisan Arab berbunyi “Allah”.

Tulisan-tulisan itu dibuat dengan tarikan garis-garis lurus sehingga nyaris tak menyerupai huruf Arab

Baca Juga: Masyarakat Purbalingga Ingin Jalan Tidak Berlubang, Kepala DPU PR: Sedang Proses Tender Rp19 Miliar

Untuk diketahui, Cheng Ho adalah seorang laksamana. Dia memimpin armada pelayaran besar yang terkenal. Ia adalah seorang panglima perang yang berasal dari Yunnan dan beragama Islam.

Menurut sejarah yang ada, Laksamana Cheng Ho kerap mengadakan pelayaran ke berbagai wilayah, termasuk ke kawasan Asia Tenggara dan pernah mengukir jejak pelayaran pula di Nusantara.

 

 

Editor: Teguh Priyatno

Tags

Terkini

Terpopuler