Gendu - gendu Rasa 105 Tahun Jenderal Soedirman

- 29 Januari 2021, 21:32 WIB
Jenderal Soedirman.
Jenderal Soedirman. /Istimewa.

“Bentuk syukur kita adalah dengan mengejawantahkan semangat, pengorbanan dan perjuangan Jenderal Soedirman dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.

Baca Juga: Satu Pegawai Positif Covid - 19, Kantor Dikdukcapil Purbalingga Tutup 2 Hari

Sang Jenderal, imbuh Agus Sukoco, merupakan pusaka yang dimiliki oleh bangsa ini. “Beliau berjuang dengan tulus ikhlas dan meninggal saat muda tepat setelah penyerahan kedaulatan yang diperjuangkannya. Beliau dijaga dari nafsu dan ketamakan yang biasanya menyertai kekuasaan,” ujarnya.

Menurut Agus Sukoco, Soedirman juga sosok yang sangat patriotik.“Misalnya, saat berselisih pendapat dengan para pemimpin bangsa lainnya, Pak Dirman selalu menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas segalanya.

Baca Juga: Kecanduan Judi Togel, Pria di Kebumen Nekad Curi Tiga Ekor Kambing

Soedirman lahir dari pasangan Karsid Kartawiradji, kuli pabrik gula dan Siyem. Setelah diberhentikan dari pekerjaanya Karsid bersama istrinya Siyem yang tengah mengandung lalu numpang tinggal di rumah saudari Siyem yang bernama Tarsem di Desa Bantarbarang, saat ini di Kecamatan Rembang, Purbalingga. (*Ada versi lahirnya di Desa Bodas Karangjati)

Tarsem lumayan bekecukupan karena bersuamikan seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo. Saat numpang inilah Siyem melahirkan seorang anak lelaki. Ia diberi nama oleh pamannya, Soedirman.

Baca Juga: Ngeri! Seorang Pria di Kebumen Nekad Bunuh Diri di Rel Kereta Api

Hari lahirnya, Minggu Pon, 24 Januari 1916, Bulan Maulud dalam penanggalan Jawa. Soedirman diadopsi Cokrosunaryo, juga diberi gelar Raden.

Soedirman tak sampai sewarsa di "Bumi Perwira". Setelah Cokrosunaryo pensiun sebagai camat pada akhir 1916, Karsid, Siyem dan Soedirman ikut dengan keluarga priyayi itu ke Manggisan, Cilacap.

Halaman:

Editor: Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x