Miris! Bocah Berusia Enam Tahun Asal Pengadegan Purbalingga Menderita Hidrosefalus sejak Lahir

- 3 Juli 2020, 03:22 WIB
BOCAH berusia enam tahun Verliana Rizki, asal Dukuh Pagelaran RT 6 RW 21, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga menderita penyakit hidrosefalus sejak lahir./humasPbg
BOCAH berusia enam tahun Verliana Rizki, asal Dukuh Pagelaran RT 6 RW 21, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga menderita penyakit hidrosefalus sejak lahir./humasPbg /Tim Lensa Purbalingga/

Lensa Purbalingga – Verliana Rizki, bocah berusia enam tahun di Dukuh Pagelaran RT 6 RW 21, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, menderita penyakit Hidrosefalus.

Verli yang merupakan anak kedua dari pasangan Supriyanti (32) Suyoto (33) itu, tak bisa menikmati masa-masa indah bersama teman-teman sebayanya, karena harus menahan rasa sakit yang dideritanya sejak lahir.

Semakin miris, ketika Supriyanti harus bercerai dengan Suyoto, yang sampai saat ini tidak diketahui berada dimana.

Baca Juga: Partai Gerindra Kembali Polisikan Akun Facebook Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik Ketuanya

Baca Juga: Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Sekolah Mulai 13 Juli 2020

Meski berat beban hidup yang harus dijalaninya, karena tak memiliki mata pencaharian, namun Supriyanti tetap kuat bertahan dan merawat kedua anaknya bersama suami kedua, Teguh (29) asal Kecamatan Karangmoncol.

Ia mengaku ikhlas menerima keadaan yang harus dijalaninya ini.

“Saya ikhlas menerima keadaan ini semuanya. Saya akan merawat anak-anak saya semampu saya. Ini bukan cobaan, tetapi semua karena kehendak yang Maha Kuasa,” ungkap Supriyanti di kediamannnya, pada Kamis 2 Juli 2020.

Baca Juga: Bupati Purbalingga Pastikan Perusda Puspahastama dan E-Warong Sediakan Beras Premium untuk BPNT

Baca Juga: Minta Kejelasan Dugaan Penyelewengan, Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa

RUMAH verli penderita Hidrosefalus sejak Lahir./humasPbg
RUMAH verli penderita Hidrosefalus sejak Lahir./humasPbg

Dia mengungkapkan, bahwa suami keduanya merupakan penderita tuna wicara dan tidak memiliki pekerjaan serta penghasilan apapun.

Supriyanti mengatakan, suaminya hanya bekerja mencari kayu bakar untuk keperluan di dapur.

Sedangkan untuk keperluan makan sehari-hari, terkadang ada kerabat dan tetangga yang membantunya.

Baca Juga: Pandemi Covid Masih Dinamis, Presiden Jokowi Minta Strategi Intervensi Berbasis Lokal Diterapkan

Baca Juga: Sebagai Ujung Tombak, Polri Harus Profesional dan Modern

“Saya tidak tega jika harus pergi bekerja, sementara Verli kondisinya seperti ini dan butuh perawatan serta pendampingan,” katanya.

Perlu diketahui, bahwa Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak, dan pada bayi atau anak-anak, penyakit ini akan membuat ukuran kepala membesar. 

Oleh sebab itu, berdasarkan saran dari dokter, Verli harus dioperasi untuk mengeluarkan cairan di bagian otak dan kepala.

Baca Juga: 393 CPNS Diambil Sumpah, Bupati Purbalingga: Tugas ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

Baca Juga: Puncak Igir Kandang, Sajikan Wisata Bernuansa Alam Khas Pemalang

Namun, Supriyanti mengaku khawatir jika harus membawa Verli ke rumah sakit.

“Saya khawatir kalau Verli harus operasi. Apapun keadaan Verli saat ini akan saya jaga dan rawat sebaik mungkin,” katanya.

Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, MM, mengunjungi kediaman Verli, guna memberikan bantuan dan meminta untuk segera merehab rumah Verli dengan program rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni).

Baca Juga: Persiapan Liga 1 Indonesia, pelatih kiper PSM Siapkan Program Latihan Ekstra

Selain itu, Bupati Tiwi juga memberikan semangat kepada keluarga Supriyanti, agar tetap tabah dan sabar dalam merawat Verli.***

Editor: Henoh Prastowo

Sumber: Humas Protokol Kabupaten Purbalingga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x