Menlu Retno Marsudi Temui Taliban Minta 3 Syarat, Begini Hasilnya

3 September 2021, 08:24 WIB
Menlu Retno Marsudi bertemu dengan taliban serta Wakil PM Qatar dan Menlu Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani /Dok.KEMENLU/Twitter

Lensa Purbalingga- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Indonesia hanya ingin melihat Afghanistan menjadi negara yang damai, stabil, dan makmur, yang disampaikan saat dia bertemu dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar pada 26 Agustus lalu.

Pernyataan tersebut di sampaikan Menlu Retno Marsudi dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Kamis 2 September 2021 di gedung parlemen Jakarta.

Menlu Retno Marsudi menjelaskan pertemuan dia dengan perwakilan Taliban dalam rangka menyampaikan pesan Indonesia bagi Afghanistan setelah kelompok itu merebut kekuasaan.

"Satu-satunya keinginan Indonesia adalah melihat Afghanistan damai, stabil, dan makmur," kata Menlu Retno di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Baca Juga: Mullah Abdul Ghani Baradar, Pendiri Taliban dan Presiden Baru Afghanistan

Selain itu juga beberapa pesan disampaikan Retno atas nama pemerintah Indonesia untuk masa depan Afghanistan, salah satunya untuk segera membentuk pemerintahan yang inklusif alias melibatkan pihak-pihak lain.

Menlu Retno menjelaskan, pembentukan pemerintahan yang inklusif di Taliban ini diharapkan dapat mengurangi risiko terjadi ketidakstabilan kondisi dalam negeri.

"Tantangan utama Taliban saat ini adalah bagaimana membentuk pemerintahan inklusif secepat mungkin. Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha 26 Agustus lalu, Taliban sampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif," jelas Retno.

Baca Juga: Amerika Resmi Tunda Kirim Diplomatiknya Ke Afghanistan, Joe Biden Dikritik Pedas Anggota Parlemen

Pemerintahan inklusif juga dipercaya dapat memudahkan Taliban berhubungan dengan dunia luar.

Dalam pertemuan itu, perwakilan Taliban tersebut menjelaskan kepada Retno mereka telah melakukan penunjukan pejabat sementara untuk menjalankan pemerintahannya.

"Mengingat kebutuhan mendesak, maka dilakukan penunjukan pejabat sementara yaitu posisi untuk Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, [Menteri] Pendidikan Tinggi, [Kepala] Pendidikan Intelijen, Gubernur Bank Sentral, Gubernur Kabul dan Wali Kota Kabul. Mereka katakan bahwa penunjukan ini sifatnya sementara," Menlu Retno menjelasakan.

Baca Juga: Afghanistan Mencekam, Ratusan Pengungsi Terus Mengalir Usai Taliban Kuasai Kabul

Retno juga meminta dua poin lainnya yaitu harus ada jaminan Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat latihan bagi aktivitas kelompok teroris, yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas kawasan serta dunia dan poin ketiga adalah pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan.

"Pertemuan tersebut kami sengaja gunakan untuk window opportunity atau kesempatan yang masih terbuka untuk menyampaikan pesan dan harapan Indonesia terhadap Afghanistan," ujarnya.

Langkah itu, menurut dia, perlu dilakukan untuk mendapatkan catatan komparasi terkait situasi di Afghanistan agar memudahkan pengambilan keputusan bagi Indonesia ke depannya.

Baca Juga: Hujan Dan Petir Akan Terjadi di Beberapa Wilayah Hari Ini BMKG Keluarkan Peringatan, Berikut Wilayah Terdampak

 "Kunjungan singkat kami ke Doha tersebut berlangsung kurang dari 24 jam, antara lain untuk 'compare note' situasi Afghanistan dan proyeksi kedepan sehingga memudahkan dalam mengambil keputusan," ujarnya.

Diketahui, selain berkunjung ke kantor Taliban, Retno juga bertemu dengan Wakil PM sekaligus Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani untuk turut membahas masalah Afghanistan.

Sementara itu, usai merebut kendali Istana Kepresidenan dan kantor pemerintahan, Taliban telah menunjuk tokoh-tokoh lama mereka untuk menduduki kursi menteri.

Baca Juga: Habib Abdurrahman bin Abubakar Al Qodrie Calon Kuat Bupati Kotawaringin Barat 2024

Salah satunya ada mantan tahanan Guantanamo, Mullah Abdul Qayyum Zakir, yang diangkat menjadi Menteri Pertahanan sementara.***

Editor: Teguh Priyatno

Tags

Terkini

Terpopuler